MAKALAH
PERENCANAAN PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH BAHASA INDONESIA
UNTUK
MEMENUHI TUGAS BAHASA INDONESIA
OLEH:
ADELI DELFERY DIKTA ARIO
2015.201.00028
REGULER A
PROGRAM
STUDI S1 SISTEM INFORMASI
SEKOLAH
TINGGI MANAGEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER SENTRA PENDIDIKAN BISNIS
2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur saya panjatkan atas kehadiratan Allah Yang Maha Esa, karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya saya (Penulis) dapat menyelesaikan makalah ‘’Perencanaan penulisan karya tulis ilmiah’’.
Saya (Penulis) tidak
lupa menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1.
Allah S.W.T dan Para Rasulullah SAW.
2.
Kedua orang tua yang selalu membantu dan
mendukung.
3.
Pak Soffan Triwartono selaku dosen
pembimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia.
4.
Dan semua pihak yang telah membantu
dalam pembuatan makalah ini.
Saya (penulis)
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu saran ataupun
kritikan yang membangun sangat diperlukan untuk dapat menyelesaikan makalah ini
dengan sebaiknya.
Dan kepada semua pihak
yang telah membantu sehingga terselesaikannya makalah ini diucapkan terima
kasih. Semoga makalah ini akan dapat memenuhi syarat dan layak sehingga
bermamfaat bagi orang lain.
Samarinda, 24 Januari 2015
Adeli
Delfery Dikta Ario
BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Sangat penting peranan Bahasa Indonesia
di dalam dunia pendidikan dan dunia sehari - hari kita. Mengingat hal yang
terjadi pada zaman sekarang banyak bagi mereka yang seolah – olah ingin
melupakan Bahasa Indonesia Bahasa persatuan ataupun gengsi dan lain sebagai nya,
karena kebanyakan bagi mereka lebih memilih Bahasa internasional yang sedang
tren saat ini yaitu English Langueage (Bahasa Inggris). Dan pula banyak dari
mereka bagi mahasiswa yang belum mengetahui bagaimana cara membuat makalah atau
karya tulis ilmiah yang sebenarnya (sempurna).
Karya
Tulis Ilmiah adalah tulisan yang dibuat berdasarkan cara yang sistematis dan
memiliki ciri-ciri tertentu. Demikian juga karya nonilmiah dan tulisan popular
memiliki ciri khasnya tersendiri. Lalu bagaimana membedakan satu sama lainnya,
dan bagaimana proses penulisan karya tulis ilmiah yang baik dan benar, di dalam
makalah ini akan dijelaskan bagaimana membedakan antara semua jenis karangan,
mengetahui jenis–jenis karya tulis ilmiah serta bagaimana menuliskan karya
tulis ilmiah yang baik dan benar.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
disampaikan pada paparan di atas, ada beberapa permasalahan yang bisa diangkat.
1)
Bagaimana proses pembuatan perencanaan karya
tulis ilmiah.
1.3
Tujuan
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan
masalah yang disampaikan di atas, ada satu tujuan yang ingin dicapai.
1) Mengetahui
Perencanaan karya tulis ilmiah yang baik dan benar
1.4
Manfaat penulisan
Makalah ini dapat dijadikan sebagai
modul pembelajaran yang mungkin akan berguna bagi kegiatan belajar mengajar di
masa mendatang. Makalah ini juga dapat dijadikan referensi yang mungkin berguna
dalam memperlajari materi Bahasa Indonesia Perencanaan penulisan Karya Tulis
Ilmiah.
BAB
II
KAJIAN
TEORI
2.1
Karya Tulis Ilmiah
Menurut Hery Firman, Karya tulis ilmiah
biasa disingkat Karya Tulis Ilmiah (Scientifi Paper) adalah tulisan atau
laporan tertulis yang memaparkan hasil penelitian atau pengkajian suatu masalah
oleh seseorang atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang
dikukuhkan dan ditaati oleh mayarakat keilmuan.
Data,
simpulan, dan informasi lain yang terkandung dalam kaya ilmiah tersebut
dijadikan acuan (referensi) bagi ilmuwan lain dalam melaksanakan penelitian
atau pengkajian selanjutnya. Karya tulis ilmiah sering juga disebut “tulisan
akademis” (academic writing) karena
biasa ditulis oleh kalangan kampus perguruan tinggi dosen dan mahasiswa. Karya
tulis ilmiah berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
teknologi berupa penjelasan (explanation),
prediksi (prediction), dan pengawasan
(control).
2.2
Perbedaan Karya Tulis Ilmiah dan Karya Tulis nonIlmiah
Istilah karya ilmiah dan non ilmiah
merupakan istilah yang sudah sangat lazim diketahui orang dalam dunia
tulis-menulis. Berkaitan dengan istilah ini, ada juga sebagian ahli Bahasa
menyebutkan karya fiksi dan nonfiksi.
Terlepas
dari bervariasinya penamaan tersebut, hal yang sangat penting untuk diketahui
adalah baik karya ilmiah maupun nonilmiah/fiksi dan nonfiksi atau apapun
namanya, kedua-keduanya memiliki perbedaan yang signifikan. Perbedaan-perbedaan
yang dimaksud dapat dicermati dari beberapa aspek.
- Karya ilmiah harus merupakan
pembahasan suatu hasil penelitian (faktual objektif). Faktual objektif
adalah adanya kesesuaian antara fakta dan objek yang diteliti. Kesesuaian
ini harus dibuktikan dengan pengamatan atau observasi.
- Karya ilmiah bersifat metodis
dan sistematis. Artinya, dalam pembahasan masalah digunakan metode atau
cara-cara tertentu dengan langkah-langkah yang teratur dan terkontrol
melalui proses pengidentifikasian masalah dan penentuan strategi.
- Dalam pembahasannya, tulisan
ilmiah menggunakan ragam bahasa ilmiah. Dengan kata lain, ia ditulis
dengan menggunakan kode etik penulisan karya ilmiah. Perbedaan-perbedaan
inilah yang dijadikan dasar para ahli bahasa dalam melakukan
pengklasifikasian.
Selain karya ilmiah dan nonilmiah yang telah disebutkan di
atas, terdapat juga karangan yang berbentuk semiilmiah/ilmiah populer. Sebagian
ahli Bahasa membedakan dengan tegas antara karangan smiilmiah ini dengan
karangan ilmiah dan nonilmiah. Finoza (2005:193) menyebutkan bahwa
karakteristik yang membedakan antara karangan semiilmuah, ilmuah, dan nonilmuah
adalah pada pemakaian bahasa, struktur, dan kodifikasi karangan. Jika dalam
karangan ilmuah digunakan Bahasa yang khusus dalam di bidang ilmu tertentu,
dalam karangan smiilmiah Bahasa yang terlalu teknis tersebut sedapat mungkin
dihindari. Dengan kata lain, karangan smiilmuah lebih mengutamakan pemakaian
istilah-istilah umum daripada istilah-istilah khusus. Jika diperhatikan dari
segi sistematika penulisan, karangan ilmuah menaati kaidah konvensi penulisan
dengan kodifikasi secara ketat dan sistematis, sedangkan karangan semiilmiah agak
longgar meskipun tetap sistematis. Dari segi bentuk, karangan ilmiah memiliki
pendahuluan (preliminaris) yang tidak selalu terdapat pada karangan smiilmiah.
Berdasarkan karakteristik karangan ilmiah, semiilmiah, dan nonilmiah yang telah
disebutkan di atas, yang tergolong dalam karangan ilmiah adalah laporan,
makalah, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan smiilmiah antara
lain artikel, feature, kritik, esai, resensi; yang tergolong karangan nonilmiah
adalah anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, cerber, novel, roman, puisi, dan
naskah drama. Karya nonilmuah sangat bervariasi topik dan cara penyajiannya,
tetapi isinya tidak didukung fakta umum. Karangan nonilmiah ditulis berdasarkan
fakta pribadi dan umumnya bersifat subyektif. Bahasanya bisa konkret atau
abstrak, gaya bahasanya nonformal dan populer, walaupun kadang-kadang juga
formal dan teknis. Karya nonilmiah bersifat, antara lain:
- Emotif : merupakan kemewahan
dan cinta lebih menonjol, tidak sistematis, lebih mencari keuntungan dan
sedikit informasi
- Persuasif : merupakan penilaian
fakta tanpa bukti. Bujukan untuk meyakinkan pembaca, mempengaruhi sikap
cara berfikir pembaca dan cukup informative
- Deskriptif : merupakan pendapat
pribadi, sebagian imajinatif dan subjektif, dan
- Jika kritik adakalanya tanpa
dukungan bukti.
BAB
III
PEMBAHASAN
3.1
Tahapan Pembuatan Perencanaan Karya Tulis Ilmiah
Tahapan-tahapan pembuatan perencanaan
karya tulis ilmiah adalah sebagai berikut :
Tahap Penulisan :
1) Prapenulisan
:
Menurut Minto Rahayu
dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi tahap prapenulisan merupakan
tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup beberapa langkah yaitu :
Menentukan topik atau
judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
b. Menyusun ragangan
(garis besar idi dan menyempurnakannya menjadi kerangka karangan lengkap
setelah datanya lengkap),
c. Menetapkan landasan
teoritis,
d. Menetapkan sumber
data (primer, sekunder) dan cara
mengumpulkannya,
e. Menetapkan metode
pembahasan,
f. Menyusun daftar
pustaka sementara, dan
g. Menjadwalkan pelaksanaanya.
2)
Penulisan :
a.
Menulis keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang
diperlukan :
b.
Penulisan tersebut mencakup :
i.
Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul, abstrak, kata pengantar,
daftar isi, daftar gambar, daftar table.
ii.
Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan, bahasan utama, dan kesimpulan dan
saran.
3) Penyuntingan
(Editing) :
Penyuntingan naskah,
penyuntingan materi, dan penyuntingan Bahasa.
Dengan adanya tahap
penyuntingan (revisi), semua kesalahan dan kekurangan itu dapat diantisipasi.
Dalam merencanakan
sebuah karya tulis ilmiah supaya menghasilkan suatu karya tulis ilmiah yang
baik dan sistematis, terdapat langkah-langkahnya yakni, menentukan:
1. Topik
Karangan
Topik karangan adalah ide sentral yang berfungsi
mengikat keseluruhan uraian, deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian,
Topik merupakan inti bahasan yang menjiwai seluruh karangan. Seluruh karangan
harus mencerminkan topik tersebut.
Fungsi
topik karangan :
a. Mengikat keseluruhan isi;
b. Memudahkan pengembangan ide bagi
penulis;
c. Memberikan daya tarik dan mudah dimengerti bagi pembaca;
Pemilihan
topik untuk karangan ilmiah, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a. Bermanfaat
untuk perkembangan ilmiah atau profesi penulis;
b. Menarik
untuk ditulis dan dibaca;
c. Dikuasai
dengan baik;
d. Bersifat
terbatas dalam artian tidak terlalu luas;
e. Didukung
data yang relevan;
2. Judul
Karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau
jabaran dari topik atau judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau
karangan, judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat pembaca
dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering menyiratkan
permasalahan atau variable yang akan dibahas.
Syarat
judul yang baik :
a. Sesuai
dengan topik;
b. Sesuai
denga nisi karangan;
c. Berbentuk
frasa bukan kalimat;
d. Singkat;
e. Jelas;
f. Menarik
minat pembaca;
3. Tujuan
Penulisan
Tujuan penulisan ialah gambaran atau perencanaan
menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan
tugasnya. Dengan mengetahui tujuan, penulis akan dapat menentukan bahan
tulisan, organisasi karangan, dan sudut pandang. Ada dua cara menyatakan tujuan
penulisan, yaitu :
a. Tesis
Tesis adalah
rumusan singkat yang mengantdung tema dasar dari sebuah karangan bila ada
sebuah tema karangan yang dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam
paragraph. Oleh sebab itu, tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat.
Dengan kalimat tesis penulis dapat menentukan bahan yang akan menjadi tulisan.
Tesis digunakan jika penulis ingin mengembangkan gagasan yang berupa tema
seluruh tulisan.
Ciri-ciri
tesis yang baik :
(1). Berisi gabungan
rumusan topik;
(2). Penekanan topik sebagai suatu
pengungkapan pikiran;
(3).
Pembatasan dan ketetapan rumusan;
(4).
Berupa kalimat lengkap terdapat subjek dan predikat (objek);
(5).
Menggunakan kata khusus dan denotative (lugas);
(6).
Berupa pernyataan positif – bukan kalimat tanya, bukan kalimat seru dan bukan
kalimat negative;
(7).
Dapat mengarahkan, mengembangkan, dan mengendalikan penulisan;
(8).
Dapat diukur dan dibuktikan kebenarannya;
Contoh
dari perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan judul :
Tema
: Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam negeri
Tujuan : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat diupayakan agar lebih diminati oleh konsumen.
Tesis : Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya dengan menambah daya saing agar lebih diminati konsumen
Judul : Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?
Tujuan : Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat diupayakan agar lebih diminati oleh konsumen.
Tesis : Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya dengan menambah daya saing agar lebih diminati konsumen
Judul : Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?
4. Bahan
penulisan
Yang
dimaksud dengan bahan penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk
mencapai tujuan penulisan. Informasi itu, mungkin merupakan teori,
contoh–contoh, rincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta,
hubungan, sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan
dan sebagainya.
a. Bahan
pustaka
Berasal dari buku-buku
yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Ada dua macam bahan pustaka
yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan-bahan sumber yang bersifat
teori. Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi pengetian, atau
terminology dan lain-lain dari bahan penelitian. Yang kedua bahan sumber asli
yang berasal dari seorang tokoh. Ini biasanya digunakan untuk studi tokoh atau
pendapat seorang tokoh.
b. Wawancara
Wawancara (interview)
adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan pertanyaan kepada
seorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang ditulis. Wawancara
biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat bantu yang
digunakan adalah alat perekam semacam tape recorder dan kamera video. Alat
tersebut digunakan untuk memudahkan penyalinan kedalam bentuk tulis.
c. Angket
Angket (questioner)
adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat (opoini) orang
tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal
melingkari atau menyilangnya.
5. Kerangka
Karangan
Kerangka
karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita
menyusun karangan itu. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan akan
bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target
pembacanya. Yang mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan
penulisan. Menyusun kerangka pada hakikatnya membagi topik ke dalam subtopic
dan selanjutnya ke dalam sub-subtopik yang lebih kecil.
Fungsi
Kerangka Karangan :
a. Memperhatikan
pokok bahasan, sub-sub bahasan karangan, dan memberi kemungkinan perluasan
bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulisan menciptakan suasana kreatif
sesuai dengan variasi yang diinginkan;
b. Mencegah
pembahasaan keluar dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik judul,
masalah, tujuan, dan kalimat tesis;
c. Memudahkan
penulis menyusun secara menyeluruh;
d. Mencegah
ketidaklengkapan bahasan;
1) Tahapan
Penyusunan Kerangka Karangan
a. Tahapan
pertama: merumuskan topik yang jelas dan didasarkan pada suatu topik dan tujuan
yang ingin dicapai melalui topik tadi. Topik yang dirumuskan untuk kepentingan
suatu kerangka karangan hendaknya berbentuk pengungkapan maksud tujuan atau
tesis.
b. Kedua
ialah mengumpulkan topik-topik bawahan yang dianggap merupakan rincian jelas
dari tesis atau pengungkapan maksud tadi (hal ini sering disebut dengan istilah
inventarisasi). Pada poin ini penulis diperbolehkan untuk mencatat
sebanyak-banyaknya tema-tema yang terlintas dalam benaknya, dan tidak perlu
langsung melakukan evaluasi pada tema-tema tadi.
c. Ketiga
ialah melakukan evaluasi pada semua topik bawahan yang sudah dia catat pada
langkah kedua tadi. Evaluasi itu bisa diadakan dalam beberapa tahap sebagai
berikut :
1. Apakah
semua teman yang sudah dia catat memiliki pertalian (relevansi) langsung dengan
tesis atau pengungkapan maksud. Dan apabila sama sekali tidak mempunyai
hubungan maka topik tersebut dihapus dari daftar di atas.
2. Semua
teman yang masih tersisa kemudian devaluasi lebih lanjut. Jika ada dua topik
atau lebih yang hamper sama, maka mesti dibuat perumusan baru yang mencakup
semua tema tadi.
3. Evaluasi
lebih lanjut ditujukan kepada persoalan, apakah semua topik memiliki derajat
yang sama, atau ada tema yang sejatinya merupakan rincian dari topik lain atau
turunan dari topik lain. Jika ada masukkanlah topik turunan itu ke dalam topik
yang dianggap lebih tinggi posisinya.
4. Ada
kemungkinan bahwa ada dua topik atau lebih yang memiliki derajat yang sama,
tapi lebih rendah dari topik yang lain. Jika terjadi hal yang demikian maka
usahakanlah agar mencari satu topik yang lebih tinggi lain yang akan membawahi
topik-topik tadi.
2) Manfaat
Kerangka Karangan
Kerangka
karangan adalah rencana kerja yang mengandung ketentuan-ketentuan tentang
pembagian dan penyusunan gagasan yang memuat garis-garis besar suatu karangan. Adapun
manfaat kerangka karangan adalah:
a. Memudahkan
penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis
dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
b. Memudahkan
penempatan antara bagian karangan yang penting dan yang tidak penting.
c. Menghindari
timbulnya pengulangan pembahasan.
d. Membantu
mengumpulkan data dan sumber-sumber yang diperlukan.
3) Bentuk
Kerangka Karangan
Lazimnya
kerangka kalimat berbentuk deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan setiap
topik, subtopic, atau sub-subtopik seperti dibawah ini.
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang: Isinya bahasan kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian
pustaka, dan penalaran yang menimbulkan masalah.
B.
Perumusan Masalah: Isinya rumusan masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas
dan akhirnya akan dijawab dalam kesimpulan.
C.
Tujuan penulisan: Isinya target yang ingin dicapai.
D.
Pembatasan Masalah: Isinya perincian ruang lingkup pembahasan, tempat
penelitian, dan waktunya.
E.
Metode Pembahasan: Isinya metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
F.
Sistematika Penulisan: Isinya adalah urutan-urutan system pembahasan.
II.
LANDASAN TEORI: Rumusan tori yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas,
misalnya: pengertian, bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.
III.
HASIL PENELITIAN: Isinya adalah inti pembahasan. Biasanya merupakan aplikasi
teori, hasil dari seluruh penelitian.
IV.
PENUTUP: Berisi kesimpulan (jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.
V.
DAFTAR PUSTAKA: Berisi referensi tentang penulisan.
Penyuntingan
(Revisi)
Tahap
revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun
memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang direvisi
dari karangan yang telah dibuat meliputi:
a) Penyuntingan
Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan untuk dilakukan penambahan
ataupun penggantian data.
b) Penyuntingan
Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan penulis menemukan
ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama sehingga perlu
dilakukan revisi.
c) Penyuntingan
Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang
terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan
Bahasa diksi dan kalimat. Contohnya: Penulisan kutipan yang benar, penulisan
kata serapan yang sesuai EYD.
BAB IV
PENUTUP
A.Rangkuman
Dari Paparan
atau penjelasan di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa sesuai dengan
makalah.
Setiap karya tulis ilmiah memiliki tahap perencanaan yang sistematis dan
kerangka karangan. Tahapan awal yang harus kita rencanakan adalah pemilihan
topik yang menarik untuk dikaji, pemilihan judul yang mewakili bobot hasil
penelitian yang akan ditulis, menentukan tujuan penulisan untuk menyampaikan maksud dari penulisan, dan menen
tukan kerangka karangan untuk mempermudah penulis menciptakan klimaks yang
berbeda-beda dan menghindari penggarapan topik dua kali atau lebih. Sesudah
karya tulis ilmiah selesai kita masih perlu membaca ulang dan merevisi isi
karya ilmiah, untuk
memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai
kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis.
B.Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan isi makalah
di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Prapenulis adalah tahap awal dari
sebuah perencanaan Karya Tulis Ilmiah.
2. Tahap prapenulisan merupakan tahap
perencanaan atau persiapan menulis.
3. Tahap pembuatan perencanaan karangan
ialah tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap penyuntingan (revisi)
4. Perencanaan Karya Tulis Ilmiah
adalah semua tahap cara penulisan Karya Tulis Ilmiah yang baik dan benar hingga
terbentuknya sebuah Karya Tulis Ilmiah.
5. Tahap tujuan penulisan adalah tahap
gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan penulis dalam
melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya.
6. Bahan penulisan diambil dari sebuah
penelitian atau semua informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan.
7. Untuk menyusun karangan yang baik
perlu diperhatikan dalam memilih judul, topik, tujuan penulisan, bahan
penulisan, dan penyusunan kerangka karangan.
8. Kerangka karangan merupakan rencana
penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana cara menyusun karangan itu.
9. Tahap revisi ini bertujuan untuk
memeriksa kembali tulisan yang telah jadi ataupun memperbaiki berbagai
kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis.
C.Saran-Saran
Melalui uraian-uraian dan pembahasan
yang disampaikan di atas pada bab sebelumnya sudah cukup menggambarkan mengenai
materi pembembelajaran Bahasa Indonesia Perencanaan penulisan Karya Tulis
Ilmiah.Namun semua yang tercantum dalam makalah ini tidak luput dari kesalahan
dan kekurangan. Oleh karena itu saya sangat berharap akan ada saran-saran dan
kritik untuk perkembangan makalah ini karena makalah ini dirasa bukanlah
makalah yang sempurna. Pada bagian ini juga saya sebagai penulis memohon maaf
atas segala kekurangan dan ketidak-tepatan dari apa yang saya tuliskan dalam
makalah ini. Kesempurnaan bukanlah milik orang yang pandai maupun bergelar.
Kesempurnaan merupakan hasil dari beberapa factor pendukung. Ada faktor lebih
utama dan yang terutama, yaitu kehendak dari Yang Maha Esa, Sang Pencipta kita
yaitu Tuhan kita. Sepandai apapun seseorang tidak akan berhasil secara mutlak
jika tidak ada persetujuan dari Yang Maha Kuasa, karena segala kesempurnaan
tidak akan dimiliki oleh seseorang secara sempurna dan berkelanjutan.
Keberhasilan manusia juga ditentukan dari lingkungan sekitarnya. Seseorang akan
berhasil jika orang tersebut belajar dari lingkungan sekitarnya. Tidak ada yang
sempurna kecuali Tuhan Yang Maha Sempurna. Oleh karena itu untuk kesempurnaan
makalah ini diperlukan adanya pendapat, kritik dan saran yang dapat dijadikan
pembelajaran dan menguatkan apa yang lemah dalam makalah ini. Atas segala
kritik, saran, serta perhatiannya penulis mengucapkan banyak terima kasih.
DAFTAR PUSTAKA
Aditya
(2013) Makalah Karangan Ilmiah. Diakses pada 10 Mei 2016 Dari http://ditaraditya04.blogspot.co.id/2013/01/makalah-karangan-ilmiah.html
Saghinarius
(2014) Makalah Bahasa Indonesia Perencanaan Karya Tulis Ilmiah. Diakses pada 10
Mei 2016 Dari http://saghinarius.blogspot.co.id/2014/05/makalah-bahasa-indonesia-perencanaan_8275.html
(Cious
Girly) (2012) Macam-Macam Karya Ilmiah. Diakses pada 11 Mei 2016 Dari https://girlycious09.wordpress.com/tag/macam-macam-karya-ilmiah/
Faradita
Sarah (2011) Karya nonIlmiah. Diakses pada 11 Mei 2016 Dari http://ami26chan.wordpress.com/2011/03/08/karya-non-ilmiah/
Dianto
Rachman (2011) Perbedaan Karangan Ilmiah, Semi Ilmiah Dan nonIlmiah. Diakses
pada 11 Mei 2016 Dari http://rachmandianto.blog.com/2011/05/25/tulisan-%E2%80%9Cperbedaan-karangan-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah%E2%80%9D/
Achya
Nadia(2012) Perbedaan Karangan Ilmiah dan nonIlmiah. Diakses pada 11 Mei 2016
Dari http://nadiachya.blogspot.com/2012/04/perbedaan-antara-karangan-ilmiah-non.html
Kurniawan
Gatot (2011) Karangan Ilmiah nonIlmiah dan Ilmiah Populer. Diakses pada 11 Mei
2016 Dari http://gatotbukankaca.weebly.com/bahasa-indonesia-2-karangan-ilmiah-non-ilmiah-dan-ilmiah-populer.html
Harrah's Cherokee Casino Hotel - JetBlue Vacations
BalasHapusHarrah's Cherokee 정읍 출장샵 Casino Hotel 전라남도 출장샵 is 과천 출장샵 located just minutes from the Cherokee mountains and 파주 출장안마 is close to the Great Smoky 양산 출장안마 Mountains. The hotel is owned and operated